EN | ID

Bunda Perlu Persiapan Sekolah Tatap Muka 100% Ini

Sejumlah daerah berancang-ancang menggelar pertemuan tatap muka 100% untuk berbagai jenjang apabila kondisi pandemic Covid-19 tetap kondusif dan terkendali. Kementrian Kesehatan merekomendasikan Surabaya menjadi pilot project untuk wacana tersebut. Namun, pemerintah akan menyerahkan keputusan sepenuhnya ke orang tua/wali apakah anak mengikuti pembelajarann online atau boleh datang ke sekolah. Orang tua yang ingin anaknya kembali datang ke sekolah tentu perlu menyiapkan anak jelang tahun ajaran baru Juli 2022 mendatang.

Dalam Parentalk “Persiapkan Bekal Sanitasi, Hadapi Tahun Ajaran Baru Tanpa Panik” yang menghadirkan dr. Adellia Nike (dokter, parenting enthusiast) dan William Yaury (Vice Commercial Director Sun Paper Source – Sopanusa) memgupas persiapan tersebut untuk anak-anak di bawah 12 tahun. “Intinya adalah pembekalan sanitasi. Membekali anak-anak juga tidak bisa mendadak, perlu waktu untuk pembiasaan,” ungkap dokter yang biasa disapa dr. Adel. Menurutnya, momen libur natal dan tahun baru kali ini pas untuk memulai memberikan pembekalan sanitasi ke anak. Masih ada waktu enam bulan untuk memantapkan anak.

Mulailah dengan rutinitas pagi yang diulang setiap hari. Jika selama ini anak bangun siang dan mulai sekolah online tanpa mandi dan sarapan, pelan-pelan diubah. Bangunkan lebih pagi, ajak mandi dengan semangat, pakaikan seragam yang lengkap dan mulai sarapan. Saat sarapan pastikan bunda memberi vitamin juga untuk imunitas tubuhnya. Selipkan kebiasaan cuci tangan yang benar sebelum sarapan.

“Di sini kita menancapkan di mindset si kecil, sebelum makan harus cuci tangan. Sambil memberi pelajaran berulang cuci tangan yang benar,” kata dokter yang juga parenting enthusiast ini. Cuci tangan yang benar adalah dengan air mengalir, dengan tahapan yang benar dan memakai sabun. Durasinya 2 kali menyayikan lagu happy birthday. Tidak lupa menuntaskannya dengan mengelap tangan yang basah dengan tisu hingga kering. Sebab, bila tak benar-benar kering dapat memicu bakteri e.coli, salmonella typhi, Staphylococcus aureus yang bisa menyebabkan diare, typus maupun infeksi kulit. Juga, virus-virus seperti virus penyebab Covid-19.

Selanjutnya perkuat kemandirian dalam buang air (toilet training). Tahapannya mengajarkan memberi tanda jika ingin buang air, kemudian prosesnya. Lakukan berulang agar anak terbiasa yaitu mulai dari mengelap dudukan sebelumnya, buang air pada lubang toilet sampai selesai (tidak tercecer), flush, membasuh kemaluan dan mengeringkannya dengan tisu. Diakhiri dengan mengelap dudukannya lagi dan menuntaskan dengan cuci tangan.

Biasanya baik orang tua maupun anak sering melewatkan bagian mengeringkan alat vital karena dianggap bisa kering sendiri atau terbantu celana dalam. “Padahal area alat vital yang lembab atau celana dalam yang tidak kering, bisa memicu jamur candida albicans,” ungkap dr Adel. Dia menambahkan, untuk anak perempuan perlu dibiasakan untuk membasuh maupun mengeringkan dari arah depan ke belakang, jangan sebaliknya. “Nanti e.coli di anus bisa terangkut ke depan bila arahnya sebaliknya. Mengeringkannya pun jangan ditepuk-tepuk ya,” ungkapnya pada saat Parentalk di Edufun Fest 2021 di Pakuwon Mall Surabaya.

Mengapa tahapan mengeringkan harus dengan tissue? Sebab, menurut berbagai jurnal* tidak dianjurkan mengeringkan dengan handuk/kain. Handuk yang lembab dan dipakai berulang justru mengumpulkan virus dan kuman. Pengggunaan hand dryer juga tidak aman karena malah membuat kuman/virus berterbangan ke udara.

Di Indonesia penggunaan tisu masih sering salah kaprah. PT Sun Paper Source, produsen tisu Montiss, Favour dan Pulpies ingin mengedukasi penggunaan tisu sesungguhnya tidak multipurpose. Secara garis besar jenis tisu ada empat, yakni Facial Tissue, Napkin Tissue, Towel Tissue dan Toilet Tissue. “Masing-masing punya fungsi. Misalnya untuk mengeringkan setelah buang air ya pakai tisu toilet, jangan tissue toilet digunakan di meja makan,” ungkap William Yaury. Sebab, tisu toilet memang dibuat tipis dan mudah hancur. Untuk mengeringkan tangan, tisu yang paling tepat adalah towel yang berdaya serap paling tinggi. Sebenarnya, tisu towel pun punya dua jenis yakni untuk mengeringkan tangan (hand towel) dan untuk penggunaan di dapur (kitchen towel).

Dengan memahami masing-masing penggunaan tisu, maka manfaatnya pun akan dirasakan dengan maksimal. Salah penggunaan tisu pun bisa berakibat tidak baik. “Untuk mengelap cemong di mulut atau sehabis mencuci muka, tisu facial yang lembut paling baik digunakan agar wajah anak tidak iritasi,” pungkas dr. Adel.